Wajib Tahu, 12 Suku yang Mendiami Bumi Sriwijaya

ONLINEKITE.CO.ID – Provinsi Sumatera Selatan sangat identik dengan Kerajaan Sriwijaya. Ya, Sumatera Selatan memang tempat berdirinya kerajaan maritim terbesar di Nusantara pada abad ke-7 hingga abad ke-12 Masehi itu. Oleh sebab itu, Sumatera Selatan mendapat julukan sebagai Bumi Sriwijaya.

Tercatat, ada 12 suku yang mendiami wilayah Bumi Sriwijaya. Berikut uraian ke-12 suku tersebut satu per satu:

1. Suku Semendo

Kata se dipercaya memiliki arti satu, dan ende berarti induk atau ibu. Jadi, Semendo kira-kira artinya orang satu ibu atau satu asal nenek moyang.

Konon, Suku Semendo berasal dari keturunan suku Banten yang pergi merantau ke pulau Sumatera. Kemudian menetap dan beranak cucu di daerah Semendo. Sementara adat istiadat, mulai dari musik dan tarian, sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu Islam.

BACA JUGA
Inilah 5 Wisata Alam Terbaik di Kabupaten Lahat yang Wajib Dikunjungi

Dalam aktivitas dan kehidupan sehari-hari, Suku Semendo menggunakan bahasa Semendo yang setiap kata pada setiap bahasa umumnya berakhiran “e”.

Adapun Suku Semendo terbagi atas dua kelompok, yaitu Semende Darat dan Semende Lembak.

2. Suku Pasemah

Menurut sejarah, Suku Pasemahini berasal dari keturunan Raja Darmawijaya (Majapahit) yang menyeberang ke Palembang (Pulau Perca). Suku Pasemah kini berada di sekitar lawasan Gunung Dempo, Kecamatan Pagar Alam, Kecamatan Kota Agung, Kecamatan Tanjung Sakti, Kecamatan Ulu Musi dan Kecamatan Jarai. Suku ini pun banyak merantau ke daerah-daerah di Provinsi Bengkulu. Sementara bahasa Pasemah sendiri masih bagian dari rumpun bahasa Melayu.

3. Suku Lematang

Suku Lematang disebut-sebut berasal dari kerajaan Majapahit, keturunan orang Banten dan Wali Sembilan. Orang Lematang sendiri dikenal sangat terbuka dan ramah. Suku Lematang selalu menyambut pendatang yang ingin tahu tentang kebudayaan mereka.

Suku Lematang pun tak pernah segan menolong orang lain, bukan hanya orang sesuku saja tapi juga kepada masyarakat luar.

BACA JUGA Kabupaten Lahat Memiliki Jejak Insfratruktur Peningalan Sejarah Kolonial Belanda, Salah Satunya Balai Adat Ini

Suku ini menempati wilayah di sepanjang sungai Lematang, di sekitar Kota Muaraenim dan Kota Prabumulih. Mereka juga banyak tinggal di antara Kabupaten Muara Enim dan Kabupaten Lahat. Daerah ini juga berbatasan dengan daerah Kikim dan Enim.

4. Suku Ogan

Suku Ogan biasanya disebut orang Pagagan. Mereka hidup tersebar di Kabupaten Ogan Komering Ulu dan Ogan Komering Ilir, juga terdapat di kabupaten Ogan Komering Ulu Timur. Diperkirakan sebesar 300.000 orang, Suku Ogan terbagi menjadi 3 sub suku yakni Pagagan Ulu, Pagagan ilir dan suku Penesak.

5. Suku Rawas

Suku Rawas menempati wilayah di Kecamatan Rupit, Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan Rawas Ilir, di Kabupaten Musi Rawas. Di wilayah ini banyak terdapat perkebunan karet yang masih dikelola oleh masyarakat sekitar.

BACA JUGA Bikin Seram, 6 Air Terjun Paling Horor di Sumatera, Nomor 1 ada di Lahat

Bahasa Rawas masih tergolong ke dalam rumpun Melayu, yang terbagi ke dalam tiga dialek, yaitu dialek Rupit, Rawas Ulu dan Rawas Ilir. Sementara sistem pemerintahannya dipengaruhi oleh adat Simbur Cahaya, yaitu kodifikasi peraturan adat dari zaman Kesultanan Palembang.

6. Suku Banyuasin

Mayoritas Suku Banyuasin tinggal di dataran rendah yang penuh rawa dan daerah aliran sungai, di Kabupaten Musi Banyuasin yaitu di Kecamatan Babat Toman, Banyu Lincir dan Banyuasin 2 dan 3. Maka tak heran bila mata pencaharian pokoknya adalah bertani di sawah dan ladang.

Suku Banyuasin sendiri masih sangat percaya dengan hal-hal gaib dan mistis. Jadi, hingga sekarang mereka masih menjalani beberapa upacara dan menjauhi sejumlah pantangan.

7. Suku Kayu Agung

Suku Kayu Agung hidup berdampingan dengan suku Ogan. Oleh sebab itu, dalam keseharainnya, suku Kayu Agung berbicara dalam dua bahasa, yaitu bahasa Kayu Agung dan bahasa Ogan, tergantung kepada siapa mereka berbicara. Adapun bahasa Kayu Agung mirip dengan bahasa Melayu walaupun banyak terdapat perbedaan.

Suku Ogan banyak bermukim di Kota Agung, dan biasanya pemukiman mereka dilintasi oleh sungai Komering.

Suku Kayu Agung mayoritas beragama Islam, namun mereka masih memegang kepercayaan roh yang ada sejak zaman dulu. Itulah alasannya Suku Kayu Agung masih melakukan beberapa ritual. Misalnya, dikuburkan mayat harus dimandikan dengan bunga-bunga. Ini agar arwahnya lupa akan jalan balik ke rumahnya. Mereka juga memercayai beberapa tempat keramat yang jadi tempat bersemayamnya para arwah

8. Suku Lintang

Kawasan pegunungan Bukit Barisan di Sumatera Selatan yang diapit oleh suku Pasemah dan Rejang, merupakan tempat tinggal suku Lintang.

Suku Lintang merupakan salah satu suku Melayu yang tinggal di sepanjang tepi sungai Musi. Meskipun tinggal di tepi sungai, mata pencaharian utama mereka bukan dari sektor pertanian, melainkan bercocok tanam. Mereka bahkan lebih cenderug berternak dengan memelihara kambing, kerbau, ayam dan lain sebagainya. Suku Lintang adalah penganut agama Islam yang cukup kuat. Hal ini terlihat dari banyaknya masjid-masjid dan pesantren.

BACA JUGA Banyak yang Tak Tahu ! 5 Misteri Keangkeran Lokasi Wisata Sejarah di Kabupaten Lahat

9. Suku Sekayu

Suku Sekayu banyak tersebar di wilayah Kabupaten Musi Banyuasin, lebih tepatnya di daerah yang langsung berhubungan dengan Sungai Musi. Oleh sebab itu, Suku Sekayu dijuluki manusia sungai. Tidak seperti suku lainnya yang ada di Indonesia, Suku Sekayu dikenal tidak suka merantau. Kebanyakan dari Suku Sekayu hanya mencari keberuntungan sampai Palembang saja.

10. Suku Gumai

Suku Gumai adalah salah satu suku yang mendiami daerah di Kabupaten Lahat. Sebelum adanya Kota Lahat, Gumai merupakan satu kesatuan dari teritorial Gumai, yaitu Marga Gumai Lembak, Marga Gumai Ulu dan Marga Gumai Talang. Namun kini, Gumai telah terpisah berdasarkan wilayahnya.  Gumai Lembak dan Gumai Ulu menjadi bagian dari Kecamatan Pulau Pinang sedangkan Gumai Talang menjadi bagian dari Kecamatan Kota Lahat.

11. Suku Komering

Seperti Mentawai, Enggano, Nias, Batak, Kubu dan Orang Laut, Suku Komering termasuk salah satu suku tertua yang ada di Sumatera.  Suku Komering pun terbagi atas beberapa marga di antaranya Paku Sengkunyit, Sosoh Buay Rayap,  Buay Pemuka Peliyung, Buay Madang, dan Semendawai. Suku Komering bermukim dan tersebar di pesisir danau Ranau dan sungai Komering di wilayah kabupaten Ogan Komering. Suku ini lumayan suka merantau dan menjelajah, maka penyebarannya pun cukup luas hingga merambat ke provinsi Lampung.

Adapun nama Komering diperkirakan berasal dari bahasa Hindu purba yang diberikan oleh pedagang-pedagang India, yang berarti “pinang”.

12. Suku Palembang

Konon, Suku Palembang merupakan hasil campuran suku Jawa, Melayu, Tionghoa dan Arab. Suku Palembang sendiri terbagi dua kelompok yaitu Wong Jeroo yang merupakan keturunan para bangsawan (sedikit dibawah orang-orang kerajaan) dan Wong Jabo alias rakyat biasa.

Bukan hanya kelompok suku saja, bahasa Suku Palembang pun terbagi dua, yaitu Baso Palembang Alus dan Baso Palembang Sari-Sari. Mereka mayoritas menetap di daerah Tangga Buntung, Sungai Tawar, Bukit Seguntang, Plaju Jalan Darat dan Kertapati. (*)